Latest Updates

Sukma Jahe ~ Memanfaatkan Kekayaan Lokal

Salah satu kegemaran saya adalah belajar melihat cara orang-orang sukses untuk mencapai kesuksesannya. Nah, saya mau menganalisa--tentu saja terbatas pengetahuan saya--tentang jalan yang ditempuh beberapa pengusaha untuk mencapai penjualan yang baik.

Nah, kali ini saya tertarik untuk mengintip cara berbisnis Rita Suryaningsih yang sukses menjual produk Sukma Jahe hingga beromset lebih dari 35juta perbulan. Produk yang ditawarkan pun sebenarnya bukan hal yang besar. Ia memasarkan Sarabba, salah satu minuman khas Makassar.

Menurut saya inilah beberapa hal yang membuat bisnisnya cukup diterima pasar.

1. Gunakan nama yang mudah. 
Penamaan memang terlihat sepele. Bagi orang Makassar, tentu "sarabba" bukanlah hal yang asing, tetapi karena Sukma Jahe pertama kali merintis usahanya di Bekasi, ia memilih nama Sukma Jahe. Lebih simpel dan lebih mudah diterima oleh orang.

2. Carilah pembeda
Walaupun produk ini adalah sarabba dalam kemasan, tetapi agar punya nilai tambah, maka harus hal-hal unik yang dimiliki produk tersebut. Sukma jahe menggunakan jahe lokal serta krimer yang terbuat dari ubi sehingga low kolestrol.

3. Temukan pasar yang tepat
Untuk mendukung produknya, Sukma Jahe masuk ke berbagai toko-toko souvenir untuk oleh-oleh di Makassar, menurut saya, pilihan ini cukup tepat untuk menjadikan produk ini sebagai bagian dari oleh-oleh khas Makssar.

4. Miliki mimpi besar
Ada mimpi besar dibalik pembuatan produk Sukma Jahe yaitu ingin mengangkat nama Makassar, dan menurut saya seperti inilah sebuah produk yang baik. Ia tidak sekadar hadir karena ingin menjual, tetapi ada idealisme dibaliknya. 

0 Response to "Sukma Jahe ~ Memanfaatkan Kekayaan Lokal"

Post a Comment